METODE PENULISAN KARYA ILMIAH
- Pendahuluan
Karya
tulis ilmiah atau juga disebut karya ilmiah merupakan karya tulis yang bersifat
keilmuan, karya tersebut disusun secara sistematis menurut kaidah-kaidah
tertentu berdasarkan hasil berfikir ilmiah. Kemampuan melahirkan karya tulis
ilmiah yang berkualitas tidaklah mudah, lebih-lebih bagi penulis pemula.
Secara
khusus tertuju kepada mahasiswa yang akan menulis skripsi, tesis atau disertasi
harus mampu merancang sedemikianrupa, menyusun dan melakukan penelitian secara
kongkrit. Persoalan yang mendasar bagi para mahasiswa dalam pembuatan sebuah
karya ilmiah adalah (1) masalah atau topik tulisan dan penulisan (2) pemindahan
gagasan kedalam bentuk karya tulis ilmiah. Persoalan pertama berkenaan dengan
permasalahan topik tulisan dan penulisan, seorang penulis karya ilmiah harus
menguasai permasalahan yang akan ditulisnya, termasuk penguasaan terhadap asfek
penulisan, baik dari segi tulisan,
bahasa, mekanisme tulisan, sistematika, penulisan daftar pustaka dan lain-lain.
Persoalan yang kedua pemindahan gagasan, pemindahan pemikiran, pendapat, dan
informasi yang didapatkan dari sumber-sumber lainnya. Penulisan karya ilmiah
tidak bersifat mutlak ada variasi atau pilihan lain, biasanya tiap-tiap
perguruan tinggi memiliki pedoman atau aturan tersendiri dalam hal bagaimana
menyusun skripsi, tesis, dan disertasi. Untuk itu mari kita mendalaminya agar
terbentuk khasanah ilmu.
Agar
tidak keluar dari pembahasan mengenai penulisan karya ilmiah maka pemakalah
memberikan batasan pembahasan, yaitu: (1) Pengrtian Karya Ilmiah, (2)
Macam-macam Karya Ilmiah, (3) Sistematika Karya Ilmiah, (4) Kutipan dalam
Penulisan Karya Ilmiah, (5) Pembuatan Daftar Pustaka.
- Pembahasan
2.1 Pengertian Karya Ilmiah
Istilah
karya ilmiah terdiri atas dua kata, yakni karya dan ilmiah kata karya bisa
berarti kerja, perbuatan, hasil, ciptaan, karangan, dan tulisan. Kemudian,
ilmiah berarti bersifat ilmu, secara ilmu pengetahuan, memenuhi kaidah
keilmuan. Tim Penyusun Kamus, 1991 (dalam Musaba, 2011:93)
Kata
karya bermakna karangan atau tulisan. Karena itu yang dimaksud dengan karya
ilmiah adalah suatu tulisan yang bersifat ilmu pengetahuan atau tulisan yang
dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan (Musaba, 2011:93). Karya ilmiah
adalah karya tulis atau bentuk lainnya yang telah diakui dalam bidang ilmu
pengetahuan, teknologi atau seni yang ditulis atau dikerjakan sesuai dengan
tata cara ilmiah, dan mengikuti pedoman atau konvensi ilmiah yang telah
disepakati atau ditetapkan. Tim Penyusun Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (dalam
Musaba, 2011:93). Kemudian defenisi yang dikemukakan oleh Brotowidjoyo (dalam
Arifin, 2008:1) mengatakan karya ilmiah adalah karangan ilmu pengetahuan yang
menyajikan fakta yang ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar.
Sarwono
(2010:42) mendefenisikan tulisan ilmiah secara luas sebagai suatu tulisan dalam
bentuk artikel atau yang lain, misalnya skripsi yang didasarkan pada hasil
riset. Tulisan tersebut dipaparkan sesuai dengan kaidah-kaidah yang baku dan
menggunakan metode ilmiah tertentu. Riset dapat didasarkan pada data primer
(langsung dari narasumber) dan data skunder (data yang sudah ada atau data yang
sudah terlebih dahulu dikumpulkan oleh orang lain dan selanjutnya dapat
digunakan kapan saja bila diperlukan).
Pada
dasarnya suatu tulisan disebut karya ilmiah jika karya dimaksud dapat
dipertanggungjawabkan kebenaran isinya, ketepatan metode sistematikanya, dan
keefektifan bahasanya (Musaba, 2011:94). Pengujian kebenaran secara rasional
dilakukan dengan cara mengoptimalkan kemampuan berpikir ilmiah dalam mencermati
objek yang diuji. Pengujian kebenaran secara empiris dilakukan dengan cara
menganalisis data, baik data kuantitatif (berupa angka) maupun data kualitatif
(data verbal berupa kata-kata atau kalimat-kalimat). Di dalamnya kedua analisis
tersebut, ilmu pengetahuan, pengalaman, wawasan, kekritisan, kecermatan,
keseriusan, kedalaman, konsentrasi, keterfokusan dan lain-lain sebagainya
dimiliki seseorang akan mempengaruhi keberkualitasan analisis orang yang
bersangkutan terhadap objek yang dianalisanya (Gani, 2013:2)
2.1 Macam-Macam Karya Ilmiah
`Karya ilmiah itu ada
beberapa macam, antara lain berupa makalah, Skripsi, tesis, disertasi, buku
ilmu pengetahuan, artikel, laporan penelitian, dan sebagainya (Musaba,
2011:94).
Menurut
Sarwono (2010: ) Adapun contoh tulisan ilmiah, antara lain:
- Tulisan-tulisan dalam jurnal ilmiah.
- Skripsi, tesis, dan disertasi.
- Laporan riset ilmiah.
Arifin
(2008:2) menambahkan Ada beberapa karya ilmiah yang biasa ditulis orang, di
samping makalah dan skripsi, kita juga sering mendengar nama lain yang
sekerabat dengan itu, seperti kertas kerja, laporan penelitian, tesis dan
disertasi, istilah-istilah itu dipakai untuk memberi nama suatu karya tulis
yang bersifat ilmiah.
Macam-macam
karya ilmiah tersebut harus mempunyai ciri-ciri sebagai karya ilmiah, Alek
& Ahmad H.P (2011:168) memberikan penjelasan mengenai ciri-ciri karya
ilmiah:
- Logis, artinya segala keterangan yang disajikan dapat diterima oleh akal.
- Sistematis, artinya segala yang dikemukakan disusun dalam urutan yang memperlihatkan adanya kesinambungan.
- Objektif, artinya segala keterangan yang dikemukan menurut apa adanya.
- Lengkap, artinya segi-segi masalah yang diungkapkan itu dikupas selengkap-lengkapnya.
- Lugas, artinya pembicaraan langsung kepada hal pokok.
- Seksama, maksudnya berusaha menghindarkan diri dari segala kesalahan betapa pun kecilnya.
- Jelas, segala keterangan yang dikemukakan dapat mengungkapkan maksud secara jernih.
- Kebenaran dapat diuji (empiris).
- Terbuka, yakni konsep atau pandangan keilmuan dapat berubah seandainya muncul pendapat baru.
- Berlaku umum, yaitu semua kesimpulan-kesimpulannya berlaku bagi semua populasi.
- Penyajian penggunaan ragam bahasa ilmiah dan bahasa tulis yang lazim.
- Tuntas, artinya segi masalah dikupas secara mendalam dan selengkap-lengkapnya
2.3 Sistematika Karya Ilmiah
Pada
hakikatnya sistematika karya ilmiah itu ada tiga bagian pokok, yaitu pendahuluan,
isi, dan penutup. Pembagian pendahuluan, isi, dan penutup ini juga merupakan
kerangka dasar pada setiap karya atau karangan. Pembicaraan tentang sistematika
karya ilmiah, wujudnya bervariasi. Adanya sistematika karya ilmiah dimaksudkan
untuk menunjukkan keteraturan dalam penyajian dalam karya ilmiah itu sendiri.
Sebab, sebuah karya ilmiah harus memenuhi sistematika tertentu (Musaba,
2011:95).
Ada
beberapa yang bisa dijadikan acuan. Bagian berikut ini disajikan sitematika
karya ilmiah (skripsi, tesis, dan disertasi sebagai hasil penelitian). Yang
diperoleh dari buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah yang disusun oleh Tim
Penyusun Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas Negeri Malang (dalam
Musaba, 2011:96-97).
Bagian
Awal:
Halaman
Sampul
Halaman
Logo
Halaman
Judul
Lembar
Persetujuan
a) Lembar
persetujuan pembimbing
b) Lembar
persetujuan dan pengesahan
Abstrak
(untuk tesis dan disertasi perlu ditambahkan abstrak dalam bahasa Inggris)
Kata
Pengantar
Daftar
Isi
Daftar
Gambar
Daftar
Lampiran
Daftar
Lainnya (jika ada)
Bagian
inti:
BAB
I PENDAHULUAN
- Latar Belakang Masalah
- Rumusan Masalah
- Tujuan Penelitian
- Hipotesis Penelitian (jika ada)
- Kegunaan Penelitian (Manfaat Penelitian)
- Asumsi Penelitian (jika ada)
- Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian
- Defini Istilah atau Defenisi Operasional
BAB
II KAJIAN PUSTAKA
- …………………
- ………………...
- …………………
BAB
III METODE PENELITIAN
- Rancangan Penelitian
- Populasi dan Sampel
- Instrumen Penelitian
- Pengumpulan Data
- Analisis Data
BAB
IV HASIL PENELITIAN
- Deskripsi Data
- Pengujian Hipotesis
BAB
V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
- ………………
- ………………
- ………………
BAB
VI PENUTUP
- Kesimpulan
- Saran
Bagian
Akhir:
Daftar
Rujukan
Pernyataan
Keaslian Tulisan
Lampiran
Riwayat
Hidup
Sistematika
yang dikemukakan di atas tidak bersifat mutlak ada variasi atau pilihan lain.
Biasanya tiap-tiap perguruan tinggi memiliki pedoman atau aturan tersendiri
dalam hal bagaimana menyusun skripsi, tesis, dan disertasi. Seperti yang
digunakan oleh Tim Penyusunan Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Program
Pascasarjana IAIN Imam Bonjol Padang (2007:5-16) langkah-langkahnya adalah
sebagai berikut:
BAB
I PENDAHULUAN
- Latar Belakang Masalah
- Pembatasan Masalah
- Rumusan Masalah
- Tujuan Penelitian
- Manfaat Penelitian
BAB
II KAJIAN PUSTAKA
- Landasan Teori
- Kerangka Pemikiran
- Hipotesis
BAB
III METODOLOGI PENELITIAN
- Rancangan Penelitian
- Populasi dan Sampel
- Defenisi Operasional
- Instrumen Penelitian
- Pengumpulan Data
- Teknik Analisa Data
BAB
IV HASIL PENELITIAN
- Deskripsi Data
- Pengujian Hipotesis
- Pembahasan
BAB
VPENUTUP
- Kesimpulan
- Implikasi
- Saran
Di
atas merupakan langkah-langkah (sistematika) penelitian kuantitatif. Untuk
jenis penelitian lainnya, seperti penelitian kualitatif, penelitian tindakan,
penelitian kepustakaan, maupun penelitian lainnya, dapat menyesuaikan dengan
sistematika ini dengan menambah dan menguranginya.
2.4 Kutipan dalam Penulisan Karya
Ilmiah
Penulisan
bahasa dalam karya ilmiah harus efektif, baik dari segi pemilihan kata/diksi,
penyusunan kalimat, penyusunan paragraf dan hal lain yang berhubungan dengan
penggunaan bahasa (Musaba, 2011:99). Sementara Gusli (2013:3) mengatakan pada
semua tulisan ilmiah, seperti artikel pada julnal ilmiah, disertasi, tesis dan
skripsi, harus digunakan bahasa yang tepat (precise language), yakni bahasa
yang jelas, tidak bermakna ganda dan tidak emosional, serta ditulis dengan
ringkas (concise).
Tata tulis karya ilmiah dari sumber lain diterangkan
sebagai berikut:
- Pemilihan Diksi
Diksi
atau pilihan kata yang dipergunakan dalam sebuah karya ilmiah hendaknya
memenuhi kaidah bahasa Indonesia yang disempurnakan.
Sebuah
karya ilmiah harus memiliki totalitas makna yang dibangun dari urutan kata,
frasa, maupun klausa pembentuknya. Penulisan-penulisan huruf, mulai dari
kapital, miring, penggunaan tanda baca seperti penggunaan tanda titik, koma,
titik koma, titik dua, tanda Tanya, tanda seru, tanda hubung, dan lain-lain
harus benar diperhatikan. Selain itu, aturan pemanggalan huruf, suku kata,
maupun kata benar-benar harus diteliti apakah sudah sesuai dengan kaidah bahasa
Indonesia yang disempurnakan atau belum.
Penggunaan
kata-kata baku yang diserap dari bahasa asing baik yang diserap dengan cara
penyesuaian bunyi maupun akhiran harus
mendapatkan perhatian agar kualitas karya ilmiah dapat dipertanggung jawabkan.
Hal ini mengandung pengertian bahwa sebuah karya ilmiah tidak hanya
dipentingkan dari sisi isi tetapi teknis penyajian juga harus diperhatikan.
Teknis penyajian yang dimaksud adalah bagaimana seorang penulis mampu memilih
diksi atau kata yang tepat, memiliki makna denotasi, tidak membuat abiguitas
makna, dan pola logis. Dengan demikian masyarakat akan mengerti dan mudah
memahami pengetahuan yang disajikan seseorang melalui karyanya (Pamungkas,
2012:72).
- Sistem Penulisan Kutipan
Pamungkas
(2012:72) mengatakan karya ilmiah dengan sebuah prinsip kejujuran. Artinya,
seorang penulis harus jujur dalam menyajikan deretan kata, frasa, maupun
kalimat apabila hal tersebut bukan pendapatnya sendiri. Seorang penulis karya
ilmiah yang jujur akan mencantumkan nama pengarang tahun terbit dan halaman
pada kutipan. Tata cara penulisan kutipan ada dua, yaitu kutipan langsung dan
kutipan tak langsung. Kutipan langsung ialah kutipan yang dilakukan secara
keseluruhan oleh pengutip dalam sebuah karya. Kutipan langsung dapat dilakukan
apabila hal yang dikutip tidak lebih dari empat baris. Namun demikian, apabila
yang dikutip lebih dari empat baris dianjurkan dilakukan kutipan tak langsung.
Urutan
penulisan kutipan dapat dilakukan dengan menulis nama pengarang di awal,
kemudian tahun terbit buku dan halaman diletakkan di dalam kurung dengan tanda
pemisah berupa tanda titik dua. Cara kedua adalah, dengan meletakkan nama
pengarang, tahun terbit dan halaman di belakang kutipan dengan cara semua unsur
tersebut diletakkan di dalam tanda kurung. Pada prinsipnya antara nama
pengarang, tahun terbit, dan halaman buku yang dikutip tidak boleh dipisahkan. Pengambilan unsur nama
pengarang sebaiknya diambil nama belakangnya saja (nama marga), tanpa
mencantumkan pangkat akademik maupun pangkat yang merupakan kehormatan, baik
Rr., R.A., dan seterusnya. Gelar keagamaan juga dianjurkan untuk tidak
disertakan dalam penulisan kutipan (Pamungkas, 2012:72)
Ada
hal spesifik yang menjadi ciri kutipan langsung, yaitu bahwa kutipan langsung
selalu ditulis dalam tanda kutip dengan tanda kutip dengan posisi baris agak
menjorok layaknya aliniea, dan apabila terdiri lebih dari satu baris maka
ditulis dengan spasi tunggal (Pamungkas, 2012:73)
Mengacu
pada pendapat Nasucha, dkk. (dalam Pamungkas, 2012:73) bahwa cara penulisan
kutipan langsung kurang dari empat baris, mengikuti kaidah:
1) Diintegrasikan
(disatukan) dengan teks penulisan
2) Jarak
antar baris spasi ganda (dua spasi)
3) Kutipan
diapit dengan tanda kutip “……” dan
4) Akhir
kutipan diikuti dengan tanda kurung yang di dalamnya berisi nama pengarang,
tahun terbit, dan halaman.
Tata
cara penulisan kutipan langsung menurut Pamungkas (2012:73) lebih dari empat,
mengikuti kaidah:
1) Kutipan
dipisahkan dari teks dengan jarak 1,5 spasi
2) Jarak
antarbaris satu spasi
3) Kutipan
boleh diapit dengan tanda kutip
4) Akhirnya
kutipan diikuti dengan tanda kurung yang di dalamnya berisi nama pengarang,
tahun terbit, dan halaman
5) Keseluruhan
menjorok ke dalam 5-7 huruf/karakter, bila alinea baru yang dikutip maka baris
pertama ditulis menjorok
Contoh:
Kata press menurut Abdullah (1992:77)
“mulanya dimaksudkan untuk menyebutkan mesin cetak namun kemudian berkembang
seperti pengertian dalam arti luas tersebut”.
Atau
“Kata press mulanya
dimaksudkan untuk menyebutkan mesin cetak. namun kemudian berkembang seperti
pengertian dalam arti luas tersebut” (Abdullah 1992:77).
Jenis
kutipan yang kedua adalah kutipan tak langsung. Artinya, bahwa seorang penulis
mengambil pendapat orang lain baik yang bersumber dari buku, buku editorial,
jurnal, hasil penelitian, dan lain-lain dengan menggunakan bahasanya sendiri
tetapi dengan maksud atau makna yang sama. Seperti halnya kutipan langsung,
dalam kutipan tak langsung seorang penulis juga harus jujur terkait nama
pengarang, tahun terbit, dan halaman. Dalam sebuah karya ilmiah lebih baik
disajikan kutipan tak langsung dengan tetap mengedepankan kejujuran dan
objektivitas serta kebenaran karena akan menunjukkan kemampuan dan kedalaman
analisis yang mampu dilakukan oleh penulis. Berbeda apabila seorang penulis lebih banyak
menyajikan kutipan langsung maka seolah-olah karyanya merupakan hasil kumpulan
pendapat dengan model seperti ini ruang gerak penulis untuk melakukan
eksplorasi ilmu dan melihat ilmu dari sudut pandang yang lebih luas akan
terbatas (Pamungkas, 2012:74).
Contoh
Para ahli bahasa banyak
memberikan definisi bahasa. Perbedaan penekanan sudut pandang terhadap bahasa
menyebabkan lahirnya definisi bahasa yang bermacam-macam. Perbedaaan sudut
pandang ini dapat didasarkan pada unsur-unsur yang dimiliki oleh bahasa intern
lingual, unsur-unsur luar bahasa extern lingual, dan dapat pula dari sudut
pandang keduanya. Banyaknya definisi tentang bahasa pada dasarnya merupakan
upaya untuk mengetahui serta memahami hakikat bahasa (Tarigan, 1987:2)
Pamungkas (2012:74-77)
menyatakan prinsip-prinsip dalam penulisan kutipan dapat dilihat pada paparan
berikut ini:
Kutipan yang ditulis oleh seorang pengarang dengan
satu unsur kata pada namanya maka ditulis seperti biasa
Contoh: Koentjaraningrat (1984:7)
Penulisan
identitas pengarang beserta identitas buku dalam kutipan yang ditulis dengan
urutan nama pengarang, tahun terbit buku dan halaman, seperti yang dilihat pada
contoh di atas. Seorang pengarang yang
mempunyai dua unsur kata atau lebih yang menyusun namanya, misalnya: Edi
Subroto, buku yang diacu terbit tahun 2007 terletak di halaman 42, maka pada
kutipan nama pengarang diambil nama belakangnya saja, menjadi Subroto (2007:42)
atau (Subroto, 2007:42). Penulisan tahun dan halaman di dalam kurung sedangkan
pengarang di luar kurung biasanya dipergunakan untuk penyebutan identitas
kutipan yang terletak di depan dan di tengah. Sedangkan untuk menyebutkan
identitas kutipan dengan nama pengarang, tahun terbit, dan halaman yang
semuanya diletakkan di dalam kurung adalah apabila diletakkan di belakang
kutipan. Prinsip yang harus selalu dipegang adalah bahwa nama pengarang, tahun
terbit, dan halaman tidak boleh ditulis terpisah. Misalnya:
Subroto
mengatakan bahwa teknik kerja sama dengan informan sama halnya dengan teknik
wawancara, teknik ini juga menyampaikan pertanyaan-pertanyaan kebahasaan
tertentu yang dijawab oleh informan (2007:42)
Kutipan yang benar adalah:
Subroto (2007:42)
mengatakan bahwa teknik kerja sama dengan informan sama halnya dengan teknik
wawancara, teknik ini juga menyampaikan pertanyaan-pertanyaan kebahasaan
tertentu yang dijawab oleh informan.
Atau
Teknik kerja sama
dengan informan menurut Subroto (2007:42) adalah sama halnya dengan teknik
wawancara, teknik ini juga menyampaikan pertanyaan-pertanyaan kebahasaan tertentu
yang dijawab oleh informan.
Atau
Teknik kerja sama
dengan informan adalah sama halnya dengan teknik wawancara, teknik ini juga
menyampaikan pertanyaan-pertanyaan kebahasaan tertentu yang dijawab oleh
informan (Subroto 2007:42).
Apabila
buku yang dirujuk ditulis oleh dua orang pengarang maka penulisan kutipan
dilakukan dengan cara: nama pengarang pertama ditulis nama belakangnya,
sedangkan nama pengarang kedua ditulis apa adanya (lengkap).
Contoh: Muhammad
Rohmadi dan Aninditya Sri Nugraheni, ditulis dalam kutipan sebagai berikut:
Rahmadi dan Aninditya
Sri Nugraheni (2011:38) menyatakan bahwa peluang bahasa Indonesia untuk menjadi
bahasa internasional tetap menjadi sebuah harapan besar.
Atau
Peluang bahasa
Indonesia untuk menjadi bahasa internasional tetap menjadi sebuah harapan besar
(Rahmadi dan Aninditya Sri Nugraheni 2011:38).
Atau
Peluang bahasa
Indonesia untuk menjadi bahasa internasional menurut Rahmadi dan Aninditya Sri
Nugraheni (2011:38) tetap menjadi sebuah harapan besar.
Apabila
sebuah buku ditulis oleh tiga pengarang atau lebih, cara penulisannya adalah dengan
menyebutkan nama pengarang pertama dan diikuti singkatan dkk. Nama pengarang
tersebut ditulis apa adanya apabila hanya terdiri atas satu unsur kata, tetapi apabila lebih dari satu unsur
kata maka dilakukan pembalikan seperti tertera pada aturan-aturan tersebut di
atas.
Contoh: Yulianto, dkk.
(2007:14) menyebutkan bahwa pengelolaan kelas yang efektif terjadi bila guru
mampu membagi perhatiannya kepada beberapa kegiatan yang berlangsung dalam
waktu yang sama.
Apabila
sumber rujukan yang diacu bukan dari buku asli tetapi ditemukan pada karya
orang lain, cara penulisannya adalah dengan mencantumkan kata dalam, dalam
kutipan.
Contoh: Widjono (dalam
Rohani, 2011:71) mengatakan bahwa pendapat banyak pengertian tentang paragraf,
yaitu…..
Contoh di atas mengandung
pengertian bahwa penulis dalam mengutip pendapat Widjono tidak membaca sendiri
dari buku Widjono, tetapi mengutip dari buku yang ditulis oleh Rahmadi.
Jika
terdapat beberapa buku yang dijadikan acuan dan ditulis oleh seorang pengarang
pada tahun yang sama, maka di belakang tahun ditulis huruf a, b, c, dan
seterusnya. (Yulianto, 2011:84).
Contoh: secara teliti,
Purwo (2007a:21) menegaskan apakah pragmatik itu….
Verbal pasif berprilaku
biasanya memiliki bentuk yang mirip dengan kalimat aktifnya (Purwo, 2007b:72).
Dikutip
dari Yulianto, jika terdapat uraian yang dikutip dari beberapa buku yang
berbeda dan pendapat tersebut dijadikan acuan secara keseluruhan, maka cara
penulisannya ialah nama-nama pengarang dan tahun tersebut ditulis berturut
turut; masing-masing dipisahkan dengan tanda titik koma bila lebih dari dua
sumber dan kata dan bila hanya dua
sumber, seperti diapit dalam tanda kurung. Dicontohkan oleh Yulianto sebagai
berikut:…..bunyi yang fungsional (samsuri, 1980:78 dan Yulianto, 1989:13). ….
bersifat distingtif (Samsuri, 1980:88; Yulianto, 1989:44; dan Yulianto,
2007a:78).
Jika
kutipan dari buku yang diacu tidak tertera tahun terbit, maka pada kutipan yang
seharusnya dicantumkan tahun terbit ditulis kata Tampa Tahun, dengan huruf
kapital pada masing masing awal kata.
Contoh: Latah disebut
doolitle (Tampa Tahun:201) sebagai……
- Penutup
Kesimpulan
Dari uraian di atas
maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
Karya
ilmiah adalah karya tulis atau bentuk lainnya yang telah diakui dalam bidang
ilmu pengetahuan, teknologi atau seni, yang ditulis atau dikerjakan sesuai
dengan tata cara ilmiah, dan mengikuti pedoman atau konvensi ilmiah yang telah
disepakati atau ditetapkan.
Sistematika
yang dikemukakan dalam makalah ini untuk pembuatan karya ilmiah tidak bersifat
mutlak ada variasi atau pilihan lain, tiap-tiap perguruan tinggi memiliki
pedoman atau aturan tersendiri dalam hal bagaimana menyusun skripsi, tesis, dan
disertasi.
Sebuah
karya ilmiah harus memiliki totalitas makna yang dibangun dari urutan kata, frasa,
maupun klausa pembentuknya. Penulisan-penulisan huruf, mulai dari kapital,
miring, penggunaan tanda baca seperti penggunaan tanda titik, koma, titik koma,
titik dua, tanda Tanya, tanda seru, tanda hubung, dan lain-lain harus benar
diperhatikan.
Saran
Penulis
menyadari banyak kesalahan dalam pembuatan makalah ini, baik isi, materi,
maupun penulisan, karena itu penulis berharap adanya kritikan dan saran yang
membangun untuk perbaikan makalah kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zaenal. 2008. Dasar-dasar Penulisan Karya
Ilmiah. Jakarta: Grasindo
Alek & Achmad H.P. 2010. Bahasa Indonesia untuk
Perguruan Tinggi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Gusli, Sikstus. 2013. Penulisan dan Publikasi Ilmiah
Bidang Agro-Sains: Tesis, Disertasi dan Artikel. Makassar: Universitas
Hasanuddin.
Gani, Erizal. 2013. Komponen-Komponen Karya Tulis
Ilmiah. Bandung: Pustaka Reka Cipta.
Musaba, Zulkifli. 2011. Bahasa Indonesia untuk
Mahasiswa. Yokyakarta: CV. Aswaja Pressindo.
Pamungkas, Sri. 2012. Bahasa Indonesia dalam
Berbagai Perspektif. Yokyakarta: CV Andi Offset.
Sarwono, Jonathan. 2010. Pintar Menulis Karangan
Ilmiah, Kunci Sukses dalam Menulis Ilmiah. Yokyakarta: CV Andi Offset.
Tim Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. 2007. Pedoman
Penulisan Karya Ilmiah. Padang : IAIN Imam Bonjol Padang.